Sejagatnews.com | Rohil – Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau, saat ini mengembangkan objek pariwisata budaya “Jejamu Toluk Gong” di Kepenghuluan Raja Bejamu, Kecamatan Sinaboi, yang telah diresmikan Bupati Rohil Afrizal Sintong S.IP pada Rabu (22/02/2023) lalu.
Peresmian itu dihadiri Presiden Penyair Riau Kunni Masroh Hayati, Ketua LAM Kecamatan Sinaboi Rahmat Hidayat, Ketua TP PKK Sanimar Afrizal, Dinas Pariwisata, Camat Sinaboi, penghulu tokoh masyarakat dan masyarakat Sinaboi.
Dalam sambutannya Kunni Masroh Hayati mengatakan, acara ini sudah yang kedua kalinya ia mengunjungi wisata budaya tersebut. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini yang dihadiri langsung oleh Bupati Rohil, dia berharap kegiatan Jejamu Teluk Gong ini harus dilaksanakan setiap tahun nya.
“Siapapun pemimpin Rohil saat ini dan kedepannya, kami sangat mengharapkan ini dapat rutin dilaksanakan tiap tahun. Sehingga kegiatan ini dapat menghidupkan ekonomi masyarakat Raja Bejamu,” Harapnya.
Sementara itu Bupati Rohil Afrizal Sintong dalam sambutannya menyambut baik adanya kegiatan event wisata budaya ini. Pasalnya dengan adanya kegiatan ini, tentunya generasi muda yang ada di Sinaboi khususnya dapat memahami sejarah dan legenda yang ada di Sinaboi.
“Kegiatan ini mengingatkan kita tentang sejarah dan asal usul berdirinya Kepenghuluan Raja Bejamu, kuat sebagai generasi penerus harus tahu tentang sejarah dan mengajarkan nya kepada anak cucu kita,” jelasnya.
Melihat kondisi wisata budaya yang ada itu saat ini, Bupati Rohil menilai perlu adanya sentuhan dana dari pemerintah daerah untuk membangun dan mempercantik lokasi tersebut. Sehingga dengan demikian kawasan tersebut semakin banyak dikunjungi wisatawan dari luar.
“Ini perlu anggaran yang besar, mulai jalan masuknya harus bisa dilewati mobil. Ini lokasinya juga perlu di benahi supaya tidak becek. Kita pemerintah daerah melalui dinas pariwisata akan mendukung tempat ini bagaimana kedepan ini jadi Wisata yang ramai,” harap nya.
Kenduri Adat Totau Kenegerian Kubu Mulai Dilestarikan
Selain wisata budaya Jejamu Teluk Gong di Kepenghuluan Raja Bejamu, Kecamatan Sinaboi, Kenduri Adat Totau Kenegerian Kubu juga mulai dilestarikan.
Gubernur Riau Syamsuar bersama Bupati Rohil Afrizal Sintong dan Wakil Bupati Sulaiman pada saat menghadiri kegiatan kenduri adat makan bersama atau totau Kenegaraan Kubu Rohil, di halaman Masjid Al Falah Rantau Panjang Kiri, Selasa (25/10/22) lalu menyambut baik kegiatan tersebut.
Menurutnya kenduri adat totau merupakan acara mengenang masa lalu yang sudah lama tidak diselenggarakan.
Dia menginginkan, kenduri adat totau ini dapat terus dilestarikan, sehingga anak cucu serta generasi yang akan datang dapat mengetahui adanya kenduri adat seperti saat ini. “Semoga ini bisa dilestarikan agar anak cucu kita tahu,” ujarnya.
Syamsuar menjelaskan, jika LAM Kenegerian Kubu sudah siap untuk melestarikan kenduri adat totau itu, maka bisa diusulkan kepada Menteri Pendidikan agar ini menjadi Warisan Budaya Tak Benda.
Karena jelasnya, di Rohil ini sudah ada Warisan Budaya Tak Benda yang dikukuhkan oleh Menteri Pendidikan, dan merupakan aset nasional. Diantaranya, tradisi Ratib Kerambai atau ritual tolak bala, dan tari Inai Pinggan Dua Belas.
“Jadi harapan kami mudah-mudahan yang dilakukan hari ini (kenduri adat totau) ditetapkan juga sebagai Warisan Budaya Tak Benda dan itulah nanti yang akan ditinggalkan kepada anak cucu kita di masa yang akan datang,” ungkapnya.
Mantan Bupati Siak ini melanjutkan, Kubu ini cukup luas bahkan sampai ke daerah Bagan Sinembah, menurutnya jika semua sepakat bisa kembali membangkitkan tradisi lama tersebut.
“Kita menjunjung tinggi agar adat istiadat tetap dipertahankan, ini adalah bagiannya khasanah budaya nasional yang harus kita banggakan,” tutupnya.
Bupati Rohil Afrizal Sintong sangat mengapresiasi kepada seluruh Datuk dan Ninik mamak yang ada di Kubu yang sangat perduli dengan adat istiadat Melayu, sehingga bisa menggelar acara tersebut sampai sukses bahkan dihadiri langsung oleh Gubernur Riau Syamsuar.
Afrizal Sintong berharap kepada Ninik mamak pucuk suku, lembaga adat Melayu maupun majelis kerapatan adat untuk dapat menjaga tradisi kegiatan adat istiadat Melayu yang ada.
“Ini sebagai bentuk bahwa adat istiadat di daerah kita masih kuat, harapan kami kegiatan ini supaya dapat di pertahankan,” pinta Afrizal Sintong. (Adv)